Wednesday, October 24, 2007

Telkom Slowy

Setelah posting minggu lalu, menceritakan keanehan Speedy yang melambat dikisaran jam 22:00, lha kok setelah menjelajah beberapa blog, ada komenter yang merubah nama Speedy menjadi Slowy atau Slowdy, saya tidak begitu ingat, karena koneksinya yang sangat lemah. Klo netter yang tinggal dikota besar begitu mendapati kelemahan suatu produk, tinggal pilih penyedia layanan koneksi internet lain. Lha klo hidup dikota kecil macam ini, dimana memang adanya cuma Speedy (yang saya tahu), mo pilih yang mana lagi???
Dari hasil perbincangan dengan beberapa penjaga warnet, warnet tempat mereka menggunakan Speedy Paket Unlimited Office bukan Unlimited Warnet. Apa perbedaan dari Paket Office dan Paket Warnet??? Dari harganya aja udah selisih 1 juta IDR, klo kata orang Jawa "ono rego-ono rupo", yang kurang lebih bisa diartikan harga menentukan kualitas. Paket Unlimited yang disediakan untuk warnet dihargai 1750ribu IDR, sedangkan untuk Unlimited Office dihargai 750ribu IDR.
Dari hasil perbincangan dengan orang pemasaran Speedy, baru saya tau klo tetap ada perbedaan antara kedua paket tersebut, apabila kondisi traffic sedang lucu-lucunya berebutan untuk keluar masuk, maka pemakai Paket Unlimited Office harus lebih bersabar untuk menunggu loading page yang sedang diaksesnya. Sedangkan pemakai Paket Unlimited Warnet lebih bisa bernapas agak lega, karena (mungkin) turunnya speed of connectivity tidak terlalu besar. Begitu juga ketika ada maintenance pada server atau jaringan, pemakai Paket Office juga menjadi nomor 2.
Dari perbincangan dengan beberapa teman yang sedang merencanakan pemasangan jaringan internet secara bersama-sama, maka mereka juga lebih memilih Paket Unlimited Office. Selain harga yang lebih terjangkau, mereka juga beralasan bahwa maintenance yang dilakukan tidak terlalu sering, jadi resiko koneksi melemah tidak terlalu tinggi.
Klo saya seorang pengusaha warnet di kota kecil semacam Madiun dan sekitarnya, saya juga akan pilih Paket Unlimited Office, tanpa memperhitungkan kualitas koneksi yang saya dapatkan untuk para user warnet saya. Lha wong selisih harganya begitu jauh, klo buat beli dawet bisa buat ngisi kolam renang atau bisa dijadikan sebagai biaya promosi untuk menarik user dengan memberikan teh botol manis dingin serta harga/jam yang murah. Mungkin muncul pemikiran, dengan tidak mempertimbangkan kualitas koneksi, padahal dalam bisnis warnet adalah bisnis jualan koneksi dan sewa komputer (definisi alakadarnya), maka akan banyak user yang akan beralih ke warnet lain. Mungkin klo di kota besar, hal tersebut bisa saja terjadi dan mungkin akan sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Madiun lain, dengan menyediakan tempat yang nyaman (seadanya), sekat-sekat atau klo perlu dibuatkan bilik-bilik kecil berpintu (dengan alasan privacy), teh botol manis dingin gratis, harga/jam dibuat 1500-2000 IDR, saya rasa masih mempunyai berpeluang besar untuk merebut pasar yang ada.
Dan yang bikin saya heran dan kecewa kepada PT. Telkom adalah tidak adanya kebijaksanaan bahwa untuk warnet maka harus beli Paket Warnet, lha kok malah diperbolehkan beli yang Paket Office, walopun memang (kadang) beberapa warnet memang menjadi "kantor" bagi beberapa orang. Tapi klo saya jadi pengusaha Warnet, saya akan tetap berusaha bagaimana caranya bisa mendapatkan Paket Office tetapi saya gunakan sebagai warnet.

Saya bukan pengusaha warnet, gak ada modal untuk itu. Entry diatas hanya "klo" saya jadi pengusaha warnet.

No comments:

Post a Comment

Monggo klo mo komentar, dijamin gratis...
Walopun juga tidak dapet hadiah, saya sangat berterimakasih apabila anda bersedia berkomentar...
Terimakasih